Langsung ke konten utama

DOA DAN SABAR

                  Doa dan sabar 
Oleh : Adi sarluf

setiap lisan yang mengucapkan kebaikan adalah doa.



Perkenalkan nama saya adi, saya merupaka seorang mahasiswa di universitas pattimura, univerisitas negeri di bagaian timur indonesia, maluku tepatnya. Program studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Mungkin itu perkenalan singkat menenai saya, tidak banyak tentang saya, saya adalah orang yang suka membaca, jarang bersosialisasi, tapi suka berteman dengan siapa saja. Mungkin itu kelebihan dan kekurangan saya. Kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman saya yang menyangkut dengan tema di atas, DOA DAN SABAR. 


Bahwa hidup bukan saja tentang bahagia bukan pula tentang kesedihan, hidup adalah hidup, yang harus kau jalani tanpa kau sesali setiap waktu yang mengalir setiap waktu yang kau lewati, tidakah hidup ini bisa menjadi pelajaran untuk kita dan orang lain. Hidup bukan melulu tentang bahagia, tapi bagaiman kau menyikapi dukanya dan merengkuh luka hingga kau tumbuh menjadi mahluk luar biasa.
Begitulah hidup, dan begitulah yang saya rasakan, terlahir dari keluraga yang berpisa, sejak kecil saya sudah terbiasa tanpa kasih sayang dari orang tua saya, baik itu ibu maupun ayah, namun lagi lagi hidup adalah hidup semuanya sudah di atur, dengan menyadari itu adalah porsi saya, maka tak terlintas dalam benak saya untuk menyesalinya. Menjalani hidup dengan keadaan seperti ini adalah pilihan tebaik tanpa harus menyalahkan siapapun.


Bahwa dengan perjalanan hidup yang sedemikian, bagi saya doa dan sabar adalah bagian terpenting untuk menjadi kekuatan, doa adalah cara saya untuk mengadu kepda allah, dan sabar adalah cara sayang untuk tetap bersyukur. Dan itu adalah pilihan, ada harga yang harus dibayar dalam setiap pilihan pada setiap keputusan. Sering kali bukan Cuma oleh diri sendiri. Bukan hanya untuk saat ini, namun hingga ujung usia.

Saya menyadari, bahwa setiap langkah kaki kita, setiap aktivitas kita, setiap rencana yang kita buat, tanpa di dasari dengan doa dan sabar sangat mustahil untuk menjadi nyata, kalaupun itu terjadi atas dasar kasih sayangnya allah, di luar dari pada itu bukanlah apa apa, melainkan rencana yang tak akan pernah menjadi nyata, sebab kita adalah manusia yang fitrahnya adalah meminta dan menunggu, meminta untuk di beri dan menunggu atas permintaan dengan sabar dan ihklas.

Saya pernah terperangkap pada situasi dan kondisi yang dimana membuat saya semakin yakin akan kekuatan doa dan kehadiran allah dalam setiap langkah kaki saya. Pada suatu kondisi dimana saya benar benar sedang jatuh sejatuh jatuhnya, allah sedang memperlihatkan bagaiman sombongnya saya ketika terlalu mengagumi kepintaran dan kecerdasan yang allah berikan kepada saya, sehingga saya lalai dan lupa bawasannya itu adalah titipan yang allah berikan kepada saya.

Pada saat saya lulus sekolah, dengan angkuhnya saya, saya berpikir bahwa semua yang saya dambakan akan dengan muda saya dapatkan hanya dengan kecerdasan menurut saya, saya mencoba untuk mengejar impian saya menjadi sesoran yang besar, dengan mengikuti seleksi STPDN pada saat itu, dan itu merupakan impian yang saya dambakan, singkat cerita saya telah mempersiapkan berbagai keperluan dan persyatan yang di ingginkan, dua minggu mengikuti seleksi pada tahap awal dan saya pun lolos dengan izin allah, namun lagi lagi sebagai seorang hamba, saya masih ada pada jati diri yang salah, selalu merasa angkuh dan mengangap bahwa itu merupakan hasil kerja keras saya.


Kecerobohan saya, menyebabkan saya lupa dengan altenatif untuk berjaga jaga ketika saya tidak lolos seleksi STPDN maka saya akan kemana, singkat cerita dengan izin allah saya di paksa oleh ibu kepala sekolah saya untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN, dengan iming iming bahwa jalur ini pun bisa mendaftar beasiswa pemerintah. Dengan terpaksa, dengan tidak sepenuh hati saya mengikutinya, namun yang menjadi prioritas saya pada saat itu ialah mengikuti seleksi STPDN. untuk seleksi SNMPTN saya hanya menjadikannya sebagai sesuatu yang tak di anggap, sesuatu yang bukan prioritas dan sesuatu yang tak masuk dalam daftar pilihan.

Bahkan mempersiapkan segalah atribut yang menjadi persyaratan untuk mengikuti seleksi SNMPTN pun saya kerjakan dengan hati yang tak ihklas, mengangap ini tak akan menjadi apa apa untuk saya. Maka dengan begitu allah pun tahu apa yang terbaik bagi saya. Singakta cerita, tibalah pada saat dimana akan saya temukan hal yang pahit, hal yang membuat saya jatuh dan putus asah. Hasil seleksi STPDN pun sudah keluar, setelah menunggu beberapa bulan hasilnya pun keluar dan hasilnya itu diluar ekspektasi saya, saya tersingkir dari panasnya pertarungan untuk lolos STPDN, dengan kabar itu membuat saya menjadi putus asa, dan membuat saya menjadi manusia yang tak memiliki harapan, sebab saya terlalu bodoh untuk berharap pada diri yang fanah ini. Muncul lah pikir pikir yang tak beroptimis, pemikiran pemikiran dari hasil purus asa, pemikiran yang salah dan primitif. Akhirnya saya memilih untuk kembali ke kampung halaman dan menjadi petani, itu adalah hasil pemikiran saya saat merenung dan melihat hasil seleksi STPDN saya yang tak lolos.


Ketika sedang jatuh sejatuh jatuhnya, maha besar allah dengan kasih sayangnya masih sempat allah memberi cahaya pada hati yang sudah gelap, pada harapan yang sudah pupuh, pada pengharapan yang sudah hancur. Saat sedang meratapi kegagalan, cahaya yang allah berikan lewat kabar di terimanya saya di perguruan tinggi negeri di maluku, universitas pattimura. Sajenak saya berpikir bahwa mengikuti seleksi SNMPTN saya tak pernah serius, bahkan mengerjakanya saja tak sepenuh hati, entah kenapa yang diluar pengharapan saya malah saya dapatkan, dan yang menjadi prioritas saya tak saya dapatkan.
Akhirnya saya pun menyadari, bahwa setiap pilihan yang kita tentukan, setiap rencana yang kita buat dan setiap harapan yang kita harapkan, bukan kita yang menentukan baik atau tidaknya untuk kita sebab keterbatasan kita untuk menjangkaunya yang membuat kita harus selalu berihktiar dan memohon kepada allah. Kita hanya menjalani dan selebihnya kuasa allah yang menentukan hasil dari proses yang kita jalani. Keliru kalau kita mengangap bahwa apa yang sedang kita kerjakan kita bisa tahu hasil dari proses yang kita ingginkan, sebab jangkauan kita terbatas. Itulah manusia yang selalu merasah dirinya benar dan angkuh terhadap kebesaran allah.


Ketika cahaya yang allah brikan kepada saya melaluai diterimanya saya di perguruan tinggi negeri, membuat saya semakin mantap lagi dalam menjalaninya. Namun tidak sampai pada saat itu, di tengah cahaya yang allah berikan pada hati yang mati, kembali allah tanamkan gelombang untuk menguji kembali hati dengan sedikit cahaya itu. Setelah tahu saya di terima, dengan senang hati sayapun melanjutkanya. Hingga pada saat itu pun saya menerima kabar bahwa saya hanya di terima di perguruan tinggi namun saya tak lolos dengan beasiswa dari pemerintah. Habis gelap munculah terang, dan munculnya terang berbarengan dengan gelombang. Itulah cara allah mendidik hati setiap manusia, menguji degan kesenangan kemudian menguji juga dengan kesedihan.


Mendengar saya tak dapat beasiswa apalah daya hati yang pernah mati, rapuh dan patah. Kembali pada tempat semulanya, yang tadinya sudah terangkat namun kembali jatuh. Namun, lagi lagi manusia tetaplah manusia, dengan berbagai prasangka akan timbul manakala ia sedang pada situasi yangs edang terpuruk. Dan itulah yang saya rasakan, berprasangka buruk kepada allah, padahal awalanya saya sendiri yang agkuh serta sombong dengan diri yang serba terbatas ini, dengan secuil kecerdasan yang allah pinjamkan membuat saya menjadi manusia yang paling hina serta bodoh di era serbah kecanggihan.
Sebab sepintar pintarnya, secerdas cerdasnya manusia, tetaplah bodoh ketika tidak tinduk dan patuh terhadap perintah allah, aturan mainya begitu kecerdasan pada diri kita itu adalah pinjaman allah kepada kita, maka menyadarinya itu adalah pemebrian allah seyogyanya kita memberlakukaya untuk beribadah kepada allah, bukan inggkar kepadanya.


Saya mulai putus asa dan berdampak pada keputusan saya untuk kembali ke kampung dan menjadi petani, namun lagi lagi, maha besarya allah tidak akan membiarkan hambanya melewati coban dan ujian dengan sendiri, untuk meluluskanya dari ujian itu perlunya campur tangan dari allah itu sendiri. Ada seorang hamba allah datang menghampiri saya, beliau menawarkan pilihan untuk saya. Yang pertama, melanjutkan kuliah dengan bantuan beliau namun hanya pada sememster pertama sisanya saya sendiri yang mencari alternatif dengan mencari beasiswa. Dan yang kedua setelah di bayarnya SPP saya pada semester awal, selanjutnya saya harus menggati uangnya beliau.


Dua opsi pilihan yang di tawarkan kepada saya, dengan tawar inilah saya mulai merancang untuk kembali bermimpi dengan keputusan yang akan saya ambil. Dan alhasil saya menerima tawaran itu dan selanjutnya saya pun kuliah. Singkat cerita perkuliahan saya berjalan dengan lancar namun ada yang menjadi prioritas saya yakni harus dengan secepatnya mendapatakan beasiswa, berbagai cara telah saya lakukan membangun relasi mencari kawan untuk mendapatkan informasi terkait dengan beasiswa, dan target saya sebelum masuk pada semester ke dua saya sudah mendapatkan beasiswa agar perkuliahan saya tetap berlanjut. Sjud dan doa telah saya hatururkan, ihktiar telah saya kerjakan, bahkan sampai pada titk dimana saya di tertipu dengan pormulir penjdaftaran beasiswa bidikmisi.


Polosnya saya pada saat itu membuat saya tidak dapat berpikir panjang, segala kesempatan harus saya mamfaatkan tanpa berpikir baik dan tidaknya. Saya gagal dalam seleksi salah satu beasiswa non pemerintah, beasiswa etos namanya, tak kenal lelah saya mencari beasiswa dimanapun dan kapanpu. Dengan tertipunya saya atas pormulir pendaftaran beasiswa bidikmisi yang palsu itu, ternyata itu adalah cara allah menolong saya dan sangat jelas allah telah mengaturnya. Bahwa hikmah dan kelebihan dari tertipunya saya akan pormulir palsu itu, ternyata memudahkan saya untuk menyiapkan segalah persyaratan untuk mendaftar beasiswa bidikmisi.

Hingga pada akhir dari semester satu, saya juga belum mendapatkan beasiswa berseleng beberapa minggu waktu waktu ujian akhir semester satu, dengan izin allah saya mendapatkan informasi telah di bukanya seleksi beasiswa bidikmisi ofline, melintasnya informasi itu di telinga saya sekejap saya pun berlari dan memastikan informasi itu benar atau tidak. Menjulah saya ke ruangan program studi serta menanyakan hal itu kepada ketua program studi. Dan beliau membenarkan hal itu dan ternyata pendaftaran beasiswa ini di prioritaskan untuk anak anak yang pada saat masuk perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN dan SBMPTN dan saya salah satu dari jalur tersebut.


Dengan penjelasan dari ketua program studi tadi terkait dengan persyaratannya saya pun memahami dan kemudia kembali ke rumah dan mempersiapakn berkas berkas yang sebelumnya sudah ada setelah saya tertipu dengan pormulir palsu itu. Maha suci allah yang telah mengatur skenarionya, semuanya telah saya siapkan dan saya serahkan ke salah satu petugas yang di khususkan untuk menagani seleksi beasiswa bidikmisi ofline itu.


Dan Alhamdulillah, dua bulan setelah pengajuan pengajuan saya juga mendapat nama nama yang lolos seleksi, dan di antara nama-nama tersebut, nama saya juga ada di antara mereka, senang dan sedih tak terhingga bersyukur, sampai pada saat saya bernyanyi begitu dalam sehingga saya saya tidak apa apa tanpa tuhan. Begitulah cara Tuhan mendidik kita, memperingatkan kita ketika kita lupa kepada siapa kita akan mengadu, kepada siapa kita akan meminta dan kepada siapa kita berlindung, Tuhan tempat segala sesuatu.


Maka mengapa sampai hari ini kita tidak menyadari, bahwa hidup ini begitu kecil dan tidak ada nilainya jika tidak mengandalkan Tuhan, lupakan kelebihan Anda tanamkan kelemahan dan kekurangan, karena jika Anda mengingat kelemahan dan kekurangan Anda, maka Anda akan tahu bahwa Tuhan adalah keuntungan Anda untuk bertanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Pendidikan Nasional

  kesimpulan penguasaan materi Perjalanan Pendidikan Nasional   Perjalanan Pendidikan Nasional Transformasi   pendidikan terjadi pada   masa pemerintahan    Belanda,   saat   itu   tokohtokoh pejuang pendidikan berusaha untuk mendorong perkembangan pendidikan oleh karenaitu pendidikan mulai dianggap penting. Pada masa itu, sistem pendidikan kota mengizinkan gubernur mendirikan sekolah. Maka, para bupati mendirikan sekolah-sekolah kabupaten yanghanya melatih para calon pegawai. Sekolah Bumiputera didirikan    untuk masyarakat kelasbawah, dimana hanya diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Tujuannya adalah untukmendidik orang orang yang dapat mendorong usaha dagang pemerintah hindia belanda. Olehkarena   itu,   para   pelajar   yang melihat   kondisi   tersebut, tergerak hatinya   untuk   melakukanmelakukan transformasi pendidikan bangsa Indonesia. Salah satu tokoh yang berperan dalam perubahan pendidikan Indonesia yang dijulukisebagai    bapak    pendidikan    nasional    ialah  

Gambaran umum media pembelajaran MEMAKNAI GAMBAR MELALUI PERMAINAN BERKELOMPOK dan Proses pelaksaanaan di kelas.

  Gambaran umum media pembelajaran   MEMAKNAI GAMBAR MELALUI PERMAINAN BERKELOMPOK dan Proses pelaksaanaan di kelas. A.     Langkah langkah pembuatan media pembelajaan   a.        Latar belakang: profil pengguna (peserta didik) Media pebelajarn yang kami rancang tentunya telah kami lakukan berbagai upaya, beberapa di antaranya sesuai dengan latar belakang siswa. Dan data tersebut di dapatkan melalui hasil observasi pada kelas VII-I pada satuan intansi SMP 3 Polewali. Dengan latar belakang siswa dan karakteristik siswa. Berdasarkan latar belakang peserta didik yang telah kami temui berikut adalah data hasil observasi yang kamu lakukan : Pemahaman Siswa Terhadap Materi Ekstrim Kiri Ekstrim Kanan   Karakteristik : 1.       Siswa yang memiliki nilai akademis paling rendah pada penilaian harian sebelumya 2.       Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah ketika belajar Pendidikan Pancasila ditandai dengan keaktifan yang
Pendidikan yang Memerdekakan dari Perspektif lain Pendidikan sebagai upaya untuk membina dan menuntun segala aspek yang melekat pada peserta didik.  Peserta didik yang merdeka dapat mencapai dan memaknai entitas dan  identitasnya  sebagai  manusia  Indonesia  yang  mandiri, bertanggung jawab, dan beradab. Pendidikan dan pengajaran adalah sarana pendidik untuk membina dan menuntun  pola berpikir dan tingkah laku anak, baik akal  budi  secara  teoritis  maupun  akal  budi  secara  praktis  mereka  demi  membentuk pribadi yang merdeka, berpengetahuan tetapi tetap beretika. Pendidikan yang memerdekakan teinspirasi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu". Ki Hajar Dewantara mempunyai keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab  maka  Pendidikan  menjadi  salah  satu  kunci utama  untuk  mencapainya.  Pendidikan dapat  menjadi  ruang  berl