Hanya Orang Mati yang tidak Punya Mimpi |
Sebuah harapan, mimpi kecil dan cita-cita tidak ada batasnya. Setiap manusia
berhak memiliki mimpi setinggi apapun tanpa memandang ras, agama, gender,
usia, status sosial, maupun fisiknya. Ada kutipan yang menarik dan positif dari
seorang tokoh yang bernama Charles Hummel yang mengatakan “Masa lalu tidak
dapat diraih kembali, kendati kita dapat belajar darinya, masa depan belum kita
miliki tapi kita harus merencanakannya. Saatnya adalah sekarang. Yang kita
miliki hanya hari ini” Melalui kutipan tersebut rasanya tidak mungkin bila ada
orang yang tidak memiliki mimpi atau cita-cita. Jangan meremehkan bahwa
sebenarnya peran mimpi dan cita-cita lah yang akan menentukan masa depan kita
kelak.
Sejak kecil kita semua pasti sering ditanya mau jadi apa kalau sudah besar
nanti, ingin bekerja apa, apa cita-cita kita kalau sudah besar nanti. Pertanyaan
tersebut sering kita dengar ketika sekolah di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
Saat kecil kebanyakan anak akan menjawab dokter, tentara, polisi atau pilot. Hal tersebut lumrah karena pada saat itu anak-anak sebenarnya belum
mengetahui apa definisi cita-cita. Saya juga termasuk di dalamnya yang
menjawab cita-cita saya ingin menjadi seorang dokter, karena saya belum mengerti apa-apa saat TK.
Pada akhirnya beranjak kita dewasa kita tahu dan mengerti arti tentang sebuah cita-cita dan tujuan hidup ke depan maka kita harus berfikir realistis tentang cita-cita di masa depan.
Cita-cita sendiri bagi saya mempunyai arti suatu harapan yang dari dulu saya
impikan, suatu impian yang selalu saya genggam dan saya doakan bahwa suatu
saat nanti saya akan meraihnya. Cita-cita sendiri mempunyai arti yang berbeda
bagi setiap orang, banyak yang beranggapan cita-cita adalah sebuah mimpi yang.
sangat sulit diraih, sebetulnya hal tersebut tidak keseluruhan benar, karena sebuah cita-cita pasti bisa diraih apabila kita berusaha dengan bersungguh-sungguh agar cita-cita tersebut tercapai dan jangan lupa untuk berdoa dan menyerahkan sepenuhnya pada yang diatas.
Definisi yang sebenarnya dari cita-cita adalahsebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselerator pengembangan diri namun bagi yang menganggap cita-cita.
sebagai mimpi maka ia adalah sebuah angan belaka tanpa api yang dapat
membakar motivasi untuk melangkah maju dan selalu berpikir pesimis.
Tapi, kita pasti setuju bahwa menggapai cita-cita di masa depan yang didamba-dambakan, tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak rintangan yang harus
dilewati, banyak pengorbanan baik waktu, materi, fisik, dan pikiran kita. Karena
pada dasarnya jika kita ingin meraih impian kita tersebut kita harus mau bersusah payah dahulu.
Seperti peribahasa “Berakir-rakit ke hulu berenang-renang ke
tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.” Saya memiliki cita-cita yang setiap waktu berubah, mulai dari TK saya ingin menjadi seorang dokter. Saat SD saya ingin menjadi seorang tentara, SMP saya ingin menjadi seorang pemain bola. Sebagian dari kita pasti mengalami hal ini.
Tentu hal tersebut disebabkan karena kita kurang pemahaman akan cita-cita dan
tidak tahu arah hendak jadi apa saya nanti. Masa SMP dan awal SMA adalah
masa yang tidak stabil, berusaha untuk menunjukkan jati dirinya siapa, ikut-ikutan
cita-cita teman, teman ingin kemana kita juga mengikutinya.
Tentu hal tersebut
tidak patut dicontoh, karena pada hakikinya cita-cita dan impian adalah hak
pribadi masing-masing. Cita-cita juga akan menentukan masa depan kita kelak
bagaimana, lantas apa masih ingin kita mengikuti orang lain?
Harapan saya sebenarnya dengan profesi saya kelak, saya ingin berkontribusi
dengan negara. Banyak dari kita yang terlalu menuntut kepada negara, sedangkan
kita lupa apa yang pernah kita berikan pada negara kita sendiri.
Kita harus merubah pola pikir seperti itu, karena seharusnya cita-cita yang kita harapkan dan
pekerjaan kita kelak di masa depan dapat membangun Indonesia menuju
Indonesia Hebat di tahun 2045. Tentunya kita sebagai generasi emas, banyak
tanggung jawab yang sudah ada dipundak kita masing-masing. Saya dan kita
semua. Di tangan kita lah akan seperti apa bangsa ini kelak. Dengan sejuta
harapan, semua cita-cita yang kita inginkan, beragam profesi yang kita harapkan
Komentar
Posting Komentar